Alvaro Bautista mengklaim titel WSBK di Sirkuit Mandalika, Indonesia. Pembalap Spanyol, setelah karier panjang kurang sukses di MotoGP, memutuskan ganti jalur.
Ducati membuka pintu untuk gabung dengan tim WSBK. Bautista tak peduli meski WSBK tak populer di antara penggemar balap Spanyol.
Namun setelah rider dari Talavera de la Reina berlaga, minat mereka perlahan meningkat. Hanya segelintir pembalap yang berhasil membuat dirinya terlihat, seperti Carlos Checa, Xavi Fores, Joan Lascorz, Jordi Torres dan yang lebih tua seperti Juan Lopez Mella, Dani Amatriain, Joan Garriga atau Ruben Xaus.
Namun, dari 12 pembalap itu, hanya dua yang mampu jadi juara dunia: Carlos Checa dan Alvaro Bautista.
Gelar pertama pada 2011, bersama Althea Racing ducati. Ia mengarungi kompetisi selama tiga musim sebelum mencapai titel impian.
Checa mengumpulkan 15 kemenangan, ketika kompetisi menggelar dua balapan tiap akhir pekan (bukannya tiga, seperti sekarang). Dia naik podium 21 kali.
Pada akhirnya, skornya 505 poin, sedangkan Marco Melandri, runner-up, hanya memetiik 395.
Selepas sukses musim 2011, Checa tidak mampu mengulang dominasi di WSBK. Pada 2012, dia menuntaskan musim di urutan keempat dan 2013 (tahun aktif terakhir), retak panggul memaksanya absen setengah musim.
Yang kedua mencapai gelar adalah Alvaro Bautista, harus melakukan yang terbaik. Dia mendekati mahkota dalam musim debut, 2019. Tapi, akhir buruk membuat trofi terbang ke pangkuan Jonathan Rea.
Setelah kesulitan itu, pria dari Talavera menjalani petualangan baru dengan Honda. Namun, pengembangan CBR1000RR-R yang tak kunjung sempurna malah memicu frustrasi. Bautista tertahan di papan tengah.
Pria 37 tahun menerima pinangan Ducati dan naik Panigale V4R, yang ternyata jauh lebih baik daripada saat ditinggalkannya.
Bautista tidak memberi rivalnya pilihan. Ia memahkotai kompetisi setelah mengoleksi 553 poin atau unggul 66 dari Toprak Razgatlioglu.
Copyright © 2022 UNOPISTON